Kamis, 15 Desember 2011

Galau Anak kellas XII????


Udah mau awal tahun baru aja, ya? Untuk anak-anak kelas 12, mungkin lagi mulai pusing-pusing (yang pusing) dan bingung (ya bagi yang bingung) memilih jurusan ya? Nah ini nih! Mungkin masih ada yang berpikir kalau semua jurusan asalkan dari Universitas "Ternama" (kata dalam tanda petik boleh diganti dengan PTN/PTS keren menurut Anda) pasti bakalan jadi orang keren, gampang dapat kerjaan keren dan keren-keren aja. Padahal, tidak begitu faktanya, kawan-kawan semua. First of all, kenali dulu minat dan kemampuan kamu sebelum kamu memilih jurusan. Jangan sampai terjadi tragedi “menyesal di tengah perkuliahan”. Oke? Sip sip!! 


Nah, setelah memilih jurusan, baru deh pikirkan universitas/institusi/sekolah tinggi/perguruan tingginya. Hati-hati! Jangan sampai terbalik! Udah milih sekolahnya, eh baru bingung-bingung nentuin jurusannya.... NGGAK BENER itu! (kayaknya semua orang udah tahu kan, ya? hehe). Dalam memilih universitas pun, harus dengan menggunakan akal sehat, rasional, didahului pemikiran matang dan tidak dalam kondisi bermimpi. Bukannya saya melarang kamu untuk bermimpi lho. Hanya saja berpikir realistis tapi optimis itu jauh lebih baik daripada bermimpi tinggi-tinggi tapi impulsive.

Next, kalau sudah berkenalan dengan jurusan dan universitas yang mempunyai jurusan yang kamu inginkan, biasanya akan muncul dilema-dilema, nih. Gejalanya: bingung mau PT A atau PT B atau malah PT C. Biasanya kebingungan ini dipicu oleh nama besar yang disandang oleh setiap PT-PT tersebut. Nggak usah dipusingkan kalii... Apa pun PT-nya, yang oenting niat luhur kita semua: Belajar. Toh hal yang diajarkan di setiap PT sama, bukan? Kita kuliah cari ilmu dan panen prestasi, kawan… bukan buat naikkin gengsi. 

Oh iya, ada lagi nih satu hal yang biasanya bikin dilema dan galau akut, terutama bagi kamu-kamu yang masih suka ada perbedaan pendapat sama orang tua tentang mana yang lebih cerah dan lebar pekerjaannya antara PT-PT biasa dengan ST-ST yang ikatan dinas, atau antara PT-PT negeri dengan PT-PT swasta. Please, mulai saat ini, tolong patahkan satu saja opini tentang: "Kuliah di PT yang grade-nya tinggi maka peluang kerja kita tinggi juga. Cepat sukses deh!"

Sedikit pesan, jangan mudah terpengaruh oleh iming-iming prospek kerja banyak dari jurusan tertentu. Semua jurusan menawarkan prospek kerja yang hampir sama peluangnya sebenarnya. Bahkan, bisa saja sejak kita masih kuliah, kita ditawari pekerjaan. Contohnya ya, jurusan saya...hehe (promosi mode on). Mudah susahnya kita mendapat pekerjaan lagi-lagi bergantung pada mutu dan kualitas diri. Bukan berarti semua lulusan HI (hubungan internasional) bisa menjadi diplomat seperti yang orang-orang tahu dan hafal, kalau memang dia belum cukup berkualitas dan berkompeten.  Oh iya, rezeki orang kan Tuhan yang mengatur.

Terakhir dari saya, hanya ingin mengingatkan kepada kawan-kawan semua: Jangan pernah berhenti untuk bermimpi dan jangan pernah biarkan dirimu berkenalan dengan sesuatu bernama lelah dan kegagalan di jejalanan, di saat kau berusaha menggapai mimpimu, melukis sketsa masa depanmu. 

Anak kecil baru bisa jalan juga tahu, kawan, bahwa keberhasilan seseorang dalam mencapai mimpi dan tujuannya itu bergantung pada seberapa besar kekuatan mimpi, niat, kerja keras, doa dan kepercayaannya terhadap kuasa Tuhan. Seorang bijak pun pernah bilang bahwa dia yang menemui kegagalan hingga bertubi-tubi, barangkali dia sendiri yang memanggil kegagalan itu. Kegagalan itu bukanlah kegagalan, kecuali kamu tidak melakukan perubahan terhadapnya. Artinya, kesuksesan dan kegagalan kita di masa depan, sebenarnya dipengaruhi oleh sugesti dan cara berpikir kita. Percaya atau tidak, tetapi semakin sering kita berpikir kita akan gagal, semakin sering pula gagal itu mendatangi kita. Sebab, pada dasarnya saat kita memikirkan sebuah kegagalan, otak pun akan bekerja menuruti sugesti tersebut yang akan berpengaruh pada seluruh kinerja tubuh, menjadi cenderung lebih menurun. Contoh sederhananya adalah nervous. 

Intinya, apa pun jurusannya, apa pun perguruan tingginya, asalkan kita pinter milih yang sesuai dengan minat dan kemampuan kita, kita yo bakal sukses! Gitu ya?? hehe… Nah! Di bawah ini adalah contoh kisah nyatanya. Maaf karena membawa nama institusi tertentu. Ambillah hikmahnya, bukan yang tidak-tidaknya... Sip!

~aurigaamarilis~


dikutip tanpa pengubahan dari tulisan "adik dari pemilik blog http://si-wahyu.blogspot.com/2005/09/matematika-kenapa-tidak.html"

“Banyak orang tidak tertarik dengan jurusan matematika. Mereka bertanya-tanya mau jadi apa nantinya kalau sudah lulus dari jurusan matematika. Lalu kenapa saya bisa tertarik dan masuk jurusan matematika?
Sejak kecil, saya sudah tertarik dengan pelajaran matematika lebih dari pelajaran lainnya. Lain halnya dengan pelajaran biologi, fisika, dan kimia yang menuntut agar saya harus menghafal begitu banyak teori dan rumus agar dapat menguasainya, di matematika saya mendapatkan keleluasaan dan imajinasi berpikir untuk dapat menguasainya. Memang masih banyak rumus yang harus dihafal, tetapi tidak sesulit di pelajaran lainnya.

Meskipun saya menyukai pelajaran matematika lebih dari yang lainnya, sampai kelas 3 SMA saya tidak ada pemikiran untuk memasuki jurusan matematika. Saya masih beranggapan bahwa jika kuliah di jurusan matematika, saya hanya akan bisa bekerja sebagai guru atau dosen matematika. Sama sekali tidak terpikir jenis pekerjaan lainnya yang membutuhkan ahli matematika.

Sebenarnya sejak masuk SMA, saya mempunyai minat dan perhatian lebih terhadap dunia bisnis. Saya mencoba mencari uang ketika di SMA dengan berbagai cara. Hal ini membuat kakak saya menyarankan kepada saya untuk masuk matematika saja. Kemudian saya bertanya-tanya kenapa harus masuk matematika. Setelah dijelaskan oleh kakak saya, akhirnya saya mengerti. Saya dapat mengembangkan minat saya di bidang bisnis dan wirausaha dengan masuk jurusan statistika. Dengan mempelajari statistika, saya bisa menumbuhkan pola pikir seorang pengusaha. Bukan berarti jurusan ini adalah tujuan akhir saya. Ini hanyalah jembatan awal dari cita-cita saya yang akan saya jelaskan kemudian.

Tetapi tidak seperti di IPB yang mempunyai jurusan statistika sendiri, di UI tidak terdapat jurusan statistika. Dan saya tidak menaruh minat terhadap IPB. Saya merasa saya harus kuliah di UI yang memang sebagai satu-satunya universitas yang menyandang nama bangsa Indonesia. Selain itu saya tinggal di Depok, jadi tidak jauh dengan UI. Setelah saya telusuri ternyata ada jurusan statistika di UI tapi menjadi bagian dari jurusan matematika.

Akhirnya pada saat awal kelas 3 SMA saya memutuskan untuk masuk jurusan matematika UI. Saya mulai serius belajar untuk bisa masuk ke sana. Berbagai try out sudah saya ikuti untuk mengetes kemampuan saya dan ternyata nilai saya selalu mencukupi. Di akhir kelas 3, saya ikut PPKB UI jurusan matematika.

Selama kelas 3 SMA, saya juga sempat berpikir untuk masuk teknik industri karena di sana saya juga dapat mengembangkan bakat saya. Tetapi saya sudah terlanjur ikut PPKB, artinya jika saya diterima PPKB maka saya akan mengambilnya, jika tidak maka saya akan masuk teknik industri. Saya sempat ragu dan akhirnya saya serahkan kepada Allah dan menunggu yang terbaik. Ternyata saya diterima di matematika UI, maka saya tidak jadi mengambil SPMB. Saya yakin pilihan Allah inilah yang terbaik.

Kembali ke anggapan orang-orang di awal. Kini saya sudah kuliah di jurusan matematika, saya jadi tahu kalau ternyata saya bisa mendapatkan banyak pekerjaan. Ternyata di matematika UI itu sendiri terbagi menjadi lima bidang yaitu matematika murni, statistika, komputasi, riset operasi, dan aktuaria. Jadi bukan hanya bisa jadi guru atau dosen jika kuliah di jurusan matematika. Lebih dari itu, saya bisa mendapat pekerjaan di setiap perusahaan karena setiap perusahaan pasti butuh ahli statistika atau komputer. Bahkan saya bisa membuat lapangan pekerjaan sendiri.

Sekali lagi saya tekankan bahwa ini bukanlah tujuan akhir saya di universitas. Tujuan akhir saya di universitas adalah saya dapat masuk S2 ekonomi sehingga saya dapat menyalurkan minat saya. Saya masuk jurusan matematika jurusan statistika adalah agar saya mempunyai dasar-dasar yang kuat untuk melanjutkan S2 nanti.

Demikianlah alasan saya memilih jurusan matematika. Saya sudah mempunya cita-cita dengan masuk di jurusan matematika. Mungkin di masa-masa mendatang akan ada rencana-rencana baru dalam hidup saya. Mungkin juga ada perubahan dalam rencana yang sekarang, misalnya ternyata saya tidak jadi masuk bidang statistika tetapi malah masuk bidang lain di jurusan matematika. Manusia memang dapat merencanakan sesuatu tetapi tetap saja Allah yang memutuskan. Jadi, enjoy aja!”

By: Anifatun M 

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Kak sekarang sudah hampir lima tahun berlalu,mungkin kakak sudah lulus dan bekerja.kini saya kuliah di jurusan statistika UI dan berharap bisa menjadi Menteri BUMN bahkan presiden...Aamiin

Anonim mengatakan...

Kak sekarang sudah hampir lima tahun berlalu,mungkin kakak sudah lulus dan bekerja.kini saya kuliah di jurusan statistika UI dan berharap bisa menjadi Menteri BUMN bahkan presiden...Aamiin

Unknown mengatakan...

Kak . Statistika ui kapan dibuka jalur undangannya?

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India